BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latarbelakang Masalah
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan.
Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita
dengar berita ditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja
diantaranya kebiasaan merokok, tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh
pelajar SMA , pemakain narkoba dan lain-lain.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya
menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk
kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh
karena itu , kami sebagai remaja berpendidikan yang sadar bahwa kenakan remaja
harus segera dihilangkan , mengangkat permasalahan ini sebagai bahan karya
tulis kami.
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa Pengertian Remaja?
b.
Apa penyebab remaja merokok?
c.
Bagaimana menangani masalah yang terjadi pada remaja?
3.
Tujuan
Pada
dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas
tugas yang diberikan oleh guru
sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian .
Selain itu tugas ini juga ditujukan
untuk :
a.
Memahami pengertian
remaja
b.
Mencari tahu penyebab remaja merokok
c.
Lebih mengetahui cara menangani masalah yang terjadi pada
remaja
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan social. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam
kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak
terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan
ternyata tidak lagi sesuai sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian
remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18)
kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak
berusia 10 tahun mungkin saja sudah atau sedang mengalami pubertas, namun tidak
berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia
orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat
yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang
perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola
perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi
bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan
pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu
hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh
remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat
berdasarkan perubahan pada dimensinya.
2.
Penyebab Remaja Merokok
Di masa modern ini, merokok merupakan
suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan
dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif
bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan, dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan, dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab remaja memilih untuk merokok
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Pengaruh 0rang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa
anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia
2.
Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman
remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok.
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna
obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor
tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
4.
Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan
elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan
atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun
IX,1991).
3.
Menangani Masalah Yang Terjadi Pada Remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang
sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat
pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja,
kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll. Semua masalah tersebut
perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon
penerus generasi bangsa. Ditangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin
meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
a.
Peran Orangtua
v Menanamkan pola
asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
v Membekali anak
dengan dasar moral dan agama
v Mengerti
komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
v Menjalin kerjasama
yang baik dengan guru
v Menjai tokoh
panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang
sehat
v Menerapkan
disiplin yang konsisten pada anak
v Hindarkan anak
dari NAPZA
b.
Peran Guru :
v Bersahabat dengan
siswa
v Menciptakan
kondisi sekolah yang nyaman
v Memberikan
keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
v Menyediakan sarana
dan prasarana bermain dan olahraga
v Meningkatkan peran
dan pemberdayaan guru BP
v Meningkatkan
disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
v Meningkatkan
kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
v Meningkatkan
keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
v Mewaspadai adanya
provokator
v Mengadakan
kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
v Menciptakan
kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang
secara sehat dalam hal fisik, mental, spiritual dan social
secara sehat dalam hal fisik, mental, spiritual dan social
v Meningkatkan
deteksi dini penyalahgunaan NAPZA
c.
Peran Pemerintah dan masyarakat
v Menghidupkan
kembali kurikulum budi pekerti
v Menyediakan
sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak
v melalui olahraga
dan bermain
v Menegakkan hukum,
sangsi dan disiplin yang tegas
v Memberikan
keteladanan
v Menanggulangi
NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya
secara tegas
v Lokasi sekolah
dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
d.
Peran Media :
v Sajikan tayangan
atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
v Sampaikan berita
dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
v Adanya rubrik
khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas
biaya khusus untuk remaja
biaya khusus untuk remaja
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Kebiasaan merokok di kalangan remaja amat membahaya-kan baik
ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi. Dipandang
dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan mengganggu pelajarannya,
sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan merokok akan menyebabkan
berbagai penyakit (penyakit serangan jantung, gangguan per-nafasan dan
sebagainya). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau pemborosan.
Para orang tua murid dan guru sekolah agar lebih ketat mengambil tindakan yang positif dalam hal menanggulangi kenakalan remaja termasuk kebiasaan merokok di kalangan remaja.
Para orang tua murid dan guru sekolah agar lebih ketat mengambil tindakan yang positif dalam hal menanggulangi kenakalan remaja termasuk kebiasaan merokok di kalangan remaja.
B. Saran
·
Perlu adanya tindakan-tindakan baik dari orang tua, sekolah
dan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak
terjerumus pada kenakalan remaja(contonya merokok).
·
Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai
religious pada diri seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA
3.
resources.unpad.ac.id/.../1A%20makalah.remaja&masalahnya.pdf
diunggah tanggal 6 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya