Mendengar kata bedug atau dulag terutama bagi kalangan orang sunda sepertinya tidak asing lagi,
karena disetiap daerah bahkan di luar suku sunda pun yang namanya tabuh bedug di bulan puasa (Bulan Ramadhan) sudah menjadi tradisi.
Disetiap Bulan Puasa tentunya akan ramai dengan yang namanya tabuh bedug terutama dimalam
hari ketika menjelang sahur disetiap mesjid pasti ramai tabuh bedug yang diiringi dengan kentungan sehingga kedengaraanya merdu.
Bedug terbuat dari kayu besar/kaleng drum yang besar kemudian disebelahnya dipasang kulit
yang berasal dari kulit sapi atau kulit kerbau. Gunanya bedug pertama bagi umat muslim sebagai pengingat bila tiba saatnya waktu shalat ,kemudian di daerah dahulu sebelum ada pengeras suara jika terjadi kemusibahan misalnya kebakaran orang-orang selain membunyikan kentungan juga membunyikan bedug.
bila menjelang sahur untuk membangunkan orang lain yang akan menjalankan puasa juga menggunakan bedug ada yang dengan cara ditabuh dimesjid ada juga yang menggotongnya keliling kampung sambil diiringi dengan kentungan.
Sekarang yang namanya dulag dimalam hari menjelang sahur sudah jarang apa lagi yang digotong keliling kampung, mungkin ada satu atau dua daerah yang masih menggunakan bedug dengan cara digotong keliling kampung untuk membangunkan yang akan menjalankan sahur, karena sekarang sudah banyak alat yang lebih praktis misalnya membangunkan yang akan menjalankan puasa cukup dengan pengeras suara, atau juga dengan bedug kecil yang bisa dibawa oleh satu orang.
Di Kecamatan Naringgul beberapa tahun kebelakang sering diadakan kontes tabuh bedug dengan peralatan tradisional, dan masyarakat menyambut dengan begitu antusiasnya malaupun hadiah yang disediakan tidak begitu besar tapi masyarakat begitu semangatnya (kapan yah akan diadakan lomba lagi saya berharap pada pemerintah untuk melestarikan tabuh bedug dengan cara mengadakan kontes-kontes, yahmasalah hadiah itu no...satu he..he....., bercanda kali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya